Monumen Pase, Tonggak Sejarah yang Terlupakan? T. Hasansyah: Monumen Pase Jadi Kenangan Buruk bagi Pemkab Aceh Utara



Aceh Utara – Monumen Islam Kerajaan Pasai yang seharusnya menjadi simbol kejayaan sejarah masa lalu, kini justru menjadi pemandangan miris dan kenangan pahit bagi masyarakat Aceh Utara. Bangunan megah yang berlokasi di atas tanah milik Pemerintah Daerah Aceh Utara itu terbengkalai, tak difungsikan dan dibiarkan rusak tanpa kejelasan kelanjutan pembangunan.

Proyek Monumen Pase yang dibangun melalui anggaran APBN sejak tahun 2012 hingga 2019, kini tampak tidak terurus. Padahal, bangunan tersebut dirancang untuk mengenang kejayaan Kerajaan Samudera Pasai di bawah pimpinan Sultan Malikussaleh sebagai pusat peradaban Islam pertama di Nusantara.

“Tapi sekarang yang tersisa hanya bangunan tua, rusak, dan tidak bermanfaat,” kata T. Hasansyah, warga Aceh Utara, dengan nada kecewa. Ia menyoroti kondisi fasilitas dan ruangan seni yang sudah hancur akibat tidak adanya kelanjutan pembangunan hingga tuntas 100 persen. Padahal, kasus dugaan korupsi dalam proyek ini telah berkekuatan hukum tetap (ingkrah).

Hasansyah menilai, pemborosan anggaran sebesar Rp49 miliar tanpa manfaat nyata merupakan kerugian besar bagi rakyat Aceh, khususnya Aceh Utara. “Seandainya dana sebesar itu dialihkan untuk pembangunan bendungan irigasi teknis, mungkin 8.000 hektare lahan pertanian bisa teraliri air dan menghasilkan hingga 13 ton gabah per hektare setiap tahun,” ujarnya.

Lebih ironis lagi, menurut Hasansyah, sejak tahun 2021 tidak ada satu pun alokasi anggaran dari pemerintah, baik dari dua Pj Bupati Aceh Utara maupun tiga Pj Gubernur Aceh yang sempat menjabat. Ketiadaan perhatian terhadap kelanjutan Monumen Pase mencerminkan lemahnya komitmen terhadap pelestarian budaya dan sejarah Aceh.

Ia pun menitipkan harapan kepada Bupati Aceh Utara agar melanjutkan pembangunan Monumen Pase sebagai destinasi wisata Islami. “Kalau monumen ini difungsikan secara maksimal, dampaknya sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan bisa menjadi daya tarik sejarah dan budaya bagi wisatawan,” tambahnya.

Monumen Pase bukan sekadar bangunan. Ia adalah simbol identitas sejarah Aceh. Sudah saatnya pemerintah membuka mata dan memberikan solusi nyata agar warisan budaya ini tidak lenyap oleh waktu dan kelalaian.(*)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak