BANDA ACEH — Gelombang penolakan terhadap wacana menjadikan permainan domino sebagai cabang olahraga resmi di Aceh semakin kuat. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Fraksi Partai Aceh, Tgk Sarjani atau akrab disapa Imum Jon, menegaskan bahwa Aceh yang hidup dalam bingkai Syariat Islam tidak boleh menerima sesuatu yang berpotensi bertentangan dengan nilai-nilai agama.
“Aceh ini daerah bersyariat. Kita punya aturan yang jelas, punya identitas yang harus dijaga. Domino itu erat hubungannya dengan budaya judi, maka tidak pantas jika diangkat sebagai olahraga resmi,” ujar Imum Jon, Jum'at (26/9/2025).
Domino Identik dengan Judi
Menurutnya, permainan domino tidak bisa dipandang sebatas hiburan. Di banyak tempat, permainan ini identik dengan taruhan dan praktik perjudian. Jika dilegalkan sebagai cabang olahraga, hal tersebut dikhawatirkan memberi kesan bahwa perjudian diperbolehkan.
“Kita tidak boleh membuka pintu ke arah yang merusak. Mencegah sesuatu yang bisa mengarah pada haram itu jauh lebih penting. Jangan sampai generasi muda kita terbiasa melihat permainan yang rawan fitnah ini dianggap halal,” tegasnya.
Olahraga Harus Bersih dan Mendidik
Imum Jon menekankan bahwa olahraga semestinya menjadi sarana membangun kesehatan, akhlak, serta mempererat persaudaraan. Karena itu, cabang olahraga yang dipilih harus benar-benar bersih dari syubhat dan membawa keberkahan.
“Banyak sekali jenis olahraga yang bermanfaat, baik dari sisi kesehatan maupun prestasi. Kenapa harus memilih sesuatu yang justru dekat dengan larangan agama? Itu jelas tidak bijak,” katanya.
Aspirasi Masyarakat Aceh
Ia menegaskan, penolakan terhadap domino bukan sekadar sikap pribadi, melainkan lahir dari keresahan masyarakat Aceh yang ingin menjaga marwah Syariat Islam.
“Masyarakat Aceh sudah lama memegang erat agama. Maka segala sesuatu yang berbau judi akan ditolak. Inilah sikap yang harus kita jaga bersama,” ungkapnya.
Jaga Marwah Syariat Islam
Menutup pernyataannya, Imum Jon kembali mengingatkan pentingnya menjaga identitas Aceh sebagai daerah bersyariat.
“Syariat Islam bukan hanya aturan, tapi marwah dan kehormatan kita. Jangan sampai tergadaikan hanya karena sebuah permainan,” pungkasnya. [Ms]