Di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang seringkali lebih fokus pada pencarian ilmu tanpa menyadari bahwa adab yang baik harus menjadi dasar dalam memperoleh ilmu itu sendiri.
Pernah mendengar ungkapan “Adab dulu, baru ilmu,” yang menegaskan pentingnya adab sebagai pondasi utama sebelum kita mendalami ilmu.
Ketahuilah bahwa ulama salaf sangat perhatian sekali pada masalah adab dan akhlak. Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum menggeluti suatu bidang ilmu dan menemukan berbagai macam khilaf ulama. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy. تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.
Bagaimana cara menerapkan prinsip “adab dulu baru ilmu” dalam kehidupan sehari-hari? Nah, salah satu langkah awal adalah dengan memperhatikan sikap terhadap orang lain. Menghormati sesama, menjaga tutur kata, dan mendengarkan dengan hati terbuka merupakan bagian dari adab dalam mencari ilmu. Selain itu, adab juga mengajarkan untuk tidak terburu-buru dalam mencari ilmu, adab mengajarkan seseorang untuk belajar dengan niat yang ikhlas dan tidak sombong. Bahkan, dalam kehidupan keluarga, mengajarkan adab kepada anak-anak untuk menghormati orang lain adalah langkah penting agar mereka bisa meraih ilmu dengan cara yang benar.
Adab dalam konteks Islam adalah akhlak mulia dan perilaku yang baik yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dianjurkan dalam Al-Qur’an. Adab mencakup segala aspek kehidupan, termasuk adab kepada Allah, adab kepada Rasulullah, adab kepada guru, adab kepada sesama, dan adab dalam menuntut ilmu. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan di antara mereka ada yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.'” (QS. Al-Baqarah: 201)
Ayat ini menunjukkan bahwa kebaikan di dunia tidak hanya mencakup materi dan harta, tetapi juga mencakup akhlak mulia dan perilaku yang baik dalam setiap aspek kehidupan, termasuk saat menuntut ilmu.
Ilmu yang didapatkan tanpa adab hanya akan membawa kehancuran bagi penuntutnya. Sebaliknya, ilmu yang didasari oleh adab yang baik akan memberikan manfaat yang besar, baik di dunia maupun di akhirat. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri dalam kajiannya menjelaskan bahwa para ulama terdahulu sangat menekankan pentingnya adab sebelum ilmu. Bahkan, banyak dari mereka yang belajar adab selama bertahun-tahun sebelum memulai menuntut ilmu.
Salah satu contoh yang sering dikutip adalah kisah Imam Malik. Beliau adalah seorang ulama besar dalam ilmu fikih, namun sebelum beliau mulai belajar ilmu agama, ibunya mengajarkan beliau adab terlebih dahulu. Ibunya berkata, “Pelajarilah adab sebelum engkau menuntut ilmu.”
Disekolah Guru adalah perantara yang menyampaikan ilmu dari Allah kepada kita. Oleh karena itu, menghormati guru adalah bagian penting dari adab dalam menuntut ilmu. Ulama-ulama Aceh mengingatkan bahwa salah satu penyebab hilangnya keberkahan dalam ilmu adalah kurangnya adab kepada guru. Sebagai seorang murid, kita harus bersikap sopan, hormat, dan tidak memandang rendah guru, meskipun guru tersebut mungkin memiliki kekurangan dalam beberapa aspek.
Rasulullah SAW bersabda:
“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak guru.” (HR. Ahmad)
Dalam Islam, adab kepada guru mencakup berbagai aspek, mulai dari mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak memotong pembicaraan, hingga memohon restu dan doa dari guru. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri juga menekankan bahwa keberkahan ilmu sangat bergantung pada bagaimana kita menghormati guru yang mengajarkannya.
Jadi, “Adab dulu baru ilmu” memiliki makna yang mendalam untuk mengingatkan kita bahwa tanpa adab, ilmu tidak akan memberikan manfaat.
Dalam Islam, adab bukan hanya sekadar tata krama, melainkan cara kita menghormati, dan bersikap rendah hati kepada orang lain.
Ketika adab diutamakan, ilmu yang dimiliki akan membawa lebih banyak berkah dan kebaikan dalam hidup.