Lhokseumawe – Keuneubah, Komunitas Ekspresi Unik Budaya Aceh, kembali menggelar kegiatan yang memadukan edukasi sejarah dan budaya Aceh dengan pendekatan yang menyenangkan dan kreatif. Kamis.30/01/2025
Hari ini, komunitas ini mengadakan acara di sekitar Makam Malikussaleh, Desa Beuringen, dengan melibatkan anak-anak desa setempat dan mahasiswa dari program KKN 106 Unimal. Kegiatan ini sukses menarik perhatian peserta, memberikan wawasan mendalam mengenai sejarah Aceh, serta memperkenalkan mereka pada permainan tradisional yang kaya akan nilai budaya.
Acara dimulai dengan sesi diskusi yang mengangkat topik *"Wisata Sejarah Aceh: Makam Malikussaleh"*. Makam Malikussaleh adalah salah satu situs bersejarah yang sangat penting bagi sejarah Islam di Aceh, menjadi tempat peristirahatan terakhir Sultan Malikussaleh, tokoh sentral dalam perkembangan Islam di wilayah ini. Dalam diskusi tersebut, narasumber yang ahli di bidang sejarah Aceh membahas kedudukan makam ini dalam konteks sejarah peradaban Aceh, serta peran Malikussaleh dalam penyebaran Islam di nusantara. Para peserta, terutama anak-anak, sangat antusias mendengarkan penjelasan tersebut, yang memperdalam pemahaman mereka tentang pentingnya situs bersejarah ini.
Jihan Fanyra, founder Keuneubah, menekankan pentingnya mengedukasi generasi muda mengenai sejarah dan budaya Aceh. "Keuneubah dibentuk untuk memperkenalkan sejarah dan budaya Aceh dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu tentang sejarah, tapi juga merasakan dan menikmati setiap momen yang ada. Kegiatan ini bertujuan untuk menghubungkan mereka langsung dengan warisan budaya kita, dan situs seperti Makam Malikussaleh memberikan kesempatan yang luar biasa untuk itu," ujar Jihan.
Setelah sesi diskusi, acara dilanjutkan dengan berbagai permainan tradisional Aceh yang sangat dinantikan oleh peserta. Anak-anak desa setempat diajak untuk bermain *Engklek*, permainan yang mengasah keterampilan fisik dan kerjasama, serta *Talo Yeye*, permainan lompat tali tradisional yang menguji kelincahan. Selain itu, mereka juga memainkan *Ceudah* atau *Pecah Pireng*, yang mengutamakan kekompakan dan semangat tim. Permainan-permainan ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, kekompakan, dan ketangkasan.
Tgk. Faisal, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) di Makam Malikussaleh, sangat mendukung kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa acara seperti ini memiliki dampak positif bagi anak-anak. "Kami sangat mendukung Keuneubah dalam upaya mengenalkan budaya Aceh dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Semoga anak-anak semakin tahu tentang sejarah Aceh, terutama situs-situs bersejarah seperti Makam Malikussaleh, serta mengenal dan melestarikan permainan tradisional kita," ujarnya.
Kegiatan ini juga turut didukung oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Aceh Utara yang berkomitmen untuk mendukung upaya pelestarian pariwisata daerah. Dukungan ini sangat berarti untuk kelancaran acara dan untuk mendorong lebih banyak kegiatan serupa di masa depan.
Kehadiran mahasiswa KKN 106 Unimal semakin meriahkan acara ini. Mereka aktif membantu mengatur jalannya kegiatan dan memberi semangat kepada para peserta, menciptakan suasana yang penuh keceriaan dan kebersamaan.
Keuneubah terus berkomitmen untuk memperkenalkan seni, sejarah, dan budaya Aceh dengan cara yang unik dan menyenangkan, khususnya bagi generasi muda. Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan anak-anak tidak hanya dapat mengenal warisan budaya Aceh, tetapi juga mencintainya dan berperan aktif dalam menjaga serta melestarikan budaya lokal yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan tradisi.(Jf)